Labuan Bajo, 29 September 2023. Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT), Kamis (21/9), dengan mengundang para pemangku kepentingan kunci di Labuan Bajo dalam rangka penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Komodo dengan menggunakan metode Management Effectiveness Tracking Tool (METT) pada tanggal 19 – 20 September 2023. Balai Taman Nasional Komodo memilih pendekatan DKT untuk memberikan jaminan kesetaraan dan keterbukaan informasi, serta memastikan tercapainya obyektivitas penilaian diantara pada pemangku kepentingan. Kegiatan penilaian efektivitas pengelolaan ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dan melibatkan berbagai aktor pentahelix kunci, meliputi: pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga pendidikan, korporasi, dan organisasi profesi.
Dua orang fasilitator kunci dan pendukung dari Balai Taman Nasional Komodo memimpin jalannya sebuah diskusi yang intens dan dinamis yaitu: Muhammad Ikbal Putera (Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda) dan Ikhwan Syahri (Polisi Kehutanan Ahli Pertama). Mempertimbangkan kuatnya penguasaan materi pengelolaan dan relasi profesional fasilitator kunci, menjamin pelaksanaan DKT terlaksana secara generatif, kondusif, dan bottom-up. Selain fasilitator kunci dan pendukung, turut hadir perwakilan Balai Taman Nasional Komodo lainnya yang terdiri dari: Urbanus Sius (Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTN Komodo), Judy Aries Mulik (Kepala SPTN Wilayah III BTN Komodo), Julizar Riduan (Polhut Ahli Muda), Margaretha Priska Nur (Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama), Ande Kefi (PEH Mahir), Naoma Yunita Banamtuan (Polhut Mahir), Issabella Maharani (PEH Ahli Pertama), Masda Susi Linar Limbong (APBN Ahli Pertama), Arif Ardianto Sofian (Polhut Ahli Pertama), Fahri Ikhlas (Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama), Yovi Septia (Penyuluh Kehutanan Ahli Pertama), dan empat orang mahasiswa magang dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung serta Politeknik eLbajo Commodus.
Selama proses DKT berlangsung, para pemangku kepentingan banyak memberikan kritik yang membangun untuk penyempurnaan pengelolaan kawasan Taman Nasional Komodo. Beberapa hal yang paling sering beresonansi adalah terkait peningkatan sarana prasarana wisata alam di destinasi wisata alam pantai, diantaranya: Long Beach Padar dan Pink Beach Komodo, agar disediakan MCK yang layak bagi wisatawan. Hal lainnya yang disampaikan adalah terkait kondisi dermaga kapal yang saat surut menyulitkan wisatawan untuk naik/turun, sehingga menimbulkan risiko kecelakaan kerja saat berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Seluruh kritik dan masukan selama prosesi DKT dicatat dan disesuaikan dengan formulir lembar data yang tersedia pada metodologi METT.
Seluruh pemangku kepentingan kunci yang hadir pada kegiatan penilaian ini mengakui bahwa pengelolaan kawasan Taman Nasional Komodo dalam dua tahun terakhir semakin kuat dan mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya inovasi dan inisiasi yang dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Komodo dan memberikan banyak manfaat bagi para pemangku kepentingan. Sebagai contoh, kegiatan resort-based management (RBM) dan ranger goes to school (RGTS) mendapatkan pengakuan dan pujian dari para peserta DKT. Salah seorang peserta yang merupakan perwakilan dari LSM menyampaikan bahwa ketersediaan dan kontinuitas data primer di tingkat tapak sangatlah penting untuk dimiliki oleh UPT Taman Nasional, karena informasi tersebut akan menjadi modal dasar/fondasi dalam merumuskan sebuah kebijakan publik yang inklusif dan berbasiskan sains. Lebih lanjut, perwakilan peserta dari lembaga pendidikan, Hortensi Herima (Kepala SMKN 3 Komodo), menyampaikan apresiasi dilaksanakannya RGTS dan menekankan pentingnya keberlanjutan program tersebut bagi institusi pendidikan, utamanya Sekolah Menengah Kejuruan, dalam lingkup wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Hortensia menyampaikan bahwa program tersebut sangat berdampak tidak hanya bagi murid di sekolah, namun juga membantu para guru dalam menyadartahukan wawasan konservasi dan lingkungan kepada para peserta didiknya.
Urbanus Sius mewakili Kepala Balai Taman Nasional Komodo, mendengar seluruh kritik membangun dan menyampaikan terima kasih atas buah pikiran yang dihasilkan selama DKT. Meskipun masih banyak keterbatasan, Urbanus menyampaikan bahwa akan memprioritas aktualisasi kritik tersebut satu per satu menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran yang diterima dalam satu tahun anggaran. Urbanus juga mengajak para korporasi dan organisasi profesi untuk dapat memberikan kontribusi secara langsung bagi peningkatan layanan wisata alam Taman Nasional Komodo di tingkat tapak, agar peningkatan pengelolaan tidak terpusat hanya dilakukan oleh Balai Taman Nasional Komodo, melainkan melibatkan berbagai pihak terkait lainnya.
Hasil penilaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Komodo dengan menggunakan metode METT Tahun 2023 memperoleh nilai total sebesar 83%. Nilai tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai total yang diperoleh pada tahun 2021 yaitu sebesar 80%. Peningkatan ini tentu tidak terlepas dari kinerja dan berbagai pencapaian formal maupun informal yang telah dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Komodo yang terasa/berdampak bagi banyak pihak di Kabupaten Manggarai Barat. Balai Taman Nasional Komodo memastikan akan terus melakukan peningkatan pelayanan dan mempertahankan kualitas pengelolaan pada tahun-tahun selanjutnya.
Sumber: Balai Taman Nasional Komodo (Siaran Pers No: PG.35/T.17/TU/HMS.3/9/2023)
Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+6281353363519)
Penulis Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)
Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)