Tokoh dalam cerita kali ini, Markule, merupakan seorang nelayan panah ikan. Aktivitas panah ikan dipandang lebih konservatif karena hanya mengambil ikan dengan ukuran tertentu atau dalam jumlah yang tidak banyak untuk dikonsumsi sebagai kebutuhan pangan sehari-hari, bukan untuk rekreasi atau komersialisasi. Markule mengajak Sobat Komodo untuk duduk bercerita mendengarkan kisahnya melaut bersama istrinya.
Kali ini, kami berupaya mengangkat kepercayaan leluhur masyarakat Desa Komodo yang dikenal dengan nama Prafu. Akulturasi budaya para nenek moyang dengan Agama Katolik dan Islam, melahirkan sebuah kepercayaan dan praktik ritual tersendiri yang erat kaitannya dengan pengelolaan konservasi. Prafu perlu diturunkan, dihormati, dan dilestarikan oleh kita yang melihat dan mengetahuinya.
Setiap tanggal 31 Juli, masyarakat global memperingati Hari Ranger Sedunia (World Ranger Day) untuk menghargai dedikasi dan pengabdian para jagawana bekerja di alam. Banyak jagawana yang terluka bahkan gugur di luar sana, demi menjaga keutuhan ekosistem dan satwa liar yang hidup di dalamnya. Para jagawana rela mendedikasikan diri untuk berada di pedalaman hutan, merantau, dan tidak jarang berada jauh dari keluarga dan orang terdekatnya saat melaksanakan tugas negara ini.
Setidaknya sebanyak 16 siswa-siswi dari 7 sekolah di Labuan Bajo dalam Simpul Belajar Balai Taman Nasional Komodo telah sukses mengikuti online in-class teaching Green Youth Movement 2023 yang diselenggarakan oleh KLHK, Perhutani, dan Institut Hijau Indonesia mulai tanggal 21 – 26 Agustus 2023. Adapun sekolah yang tergabung dalam Simpul Belajar Balai Taman Nasional Komodo antara lain: SMKN 1 Labuan Bajo, SMKN 3 Komodo, SMK Stella Maris Labuan Bajo, SMAN 1 Komodo, SMAN 2 Komodo, SMA Lentera Harapan Labuan Bajo, dan SMAK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo.
Have you ever heard the story of Batman the Superhero ? Well, we have them too in the Komodo National Park! Bats or in Bahasa Indonesia known as Kelelawar are one of the park’s unique inhabitants. The ‘King of the Nights’. They’re roaming the sky freely in a search for foods. In the park, we have two species of bats. The Large Flying Foxes (P. vampyrus) and the the Western Naked-Baked Fruit Bats. One lives in the mangrove forests, another lives inside the dark caves of Rinca Island.
Pemberdayaan masyarakat desa penyangga merupakan kunci keberhasilan pengelolaan kawasan konservasi yang berkeadilan dan berkearifan lokal. Desa Golomori sebagai 1 dari 94 desa wisata di Kabupaten Manggarai Barat menyimpan banyak potensi wisata alam yang dapat menyejukan mata dan hati wisatawan. Kopi adalah salah satunya. Kopi punya cerita. Kopi bukan sekedar rasa, melainkan jutaan cerita. Kopi tumbuk atau “kopi tuk” dalam Bahasa Manggarai adalah aktivitas menumbuk kopi yang dilakukan sebagian besar oleh perempuan.
Website Resmi Balai Taman Nasional Komodo
Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Developed by Humas Balai Taman Nasional Komodo
Copyright © 2023. All rights reserved.
