Labuan Bajo, 18 Agustus 2023. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kehutanan Universitas Mataram, Cintana Cahya Ramadhella, melaksanakan kegiatan magang di Balai Taman Nasional Komodo mulai tanggal 21 Juni – 20 Agustus 2023. Cintana berhasil melalui tahap seleksi administrasi program magang Junior Park Ranger (JPR) yang dikenal sangat ketat. Balai  Taman  Nasional  Komodo  mewajibkan  mahasiswa  magang  memiliki sebuah Small Scale Research (SSR) berkaitan dengan pengelolaan Taman Nasional Komodo sesuai dengan topik peminatannya masing-masing. Cintana mengusung topik “Identifikasi Jenis Vegetasi Sekitar Sarang Biawak Komodo di Resort Loh Baru Pulau Rinca” dibawah supervisi Muhammad Ikbal Putera (Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda) dan Maiser Syaputra (Dosen Prodi Kehutanan Universitas Mataram).

Cintana tertarik mendalami topik vegetasi di sekitar sarang biawak komodo karena ingin mengetahui pengaruh vegetasi tertentu terhadap preferensi biawak komodo dalam membuat sarang atau memilih sarang eksisting di alam. Lokus pengamatan yang dipilih adalah beberapa jalur jelajah patroli pada Resort Loh Baru, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I, Balai Taman Nasional Komodo. Cintana berkesempatan mengumpulkan data di Resort Loh Baru pada tanggal 11 – 20 Juli 2023 dengan didampingi oleh petugas Resort Loh Baru dan salah satu rekan mahasiswa magang Prodi Kehutanan Universitas Mataram, Syaiful Imam. Cintana memulai tahap pengumpulan data dengan melakukan studi literatur untuk memperdalam wawasan mengenai siklus reproduksi biawak dan mewawancarai petugas mengetahui titik sarang biawak komodo yang berada pada jalur jelajah patroli Resort Loh Baru di Pulau Rinca.

Cintana selanjutnya melakukan peninjauan lapangan ke jalur jelajah dan patroli Resort Loh Baru untuk mengonfirmasi data yang disampaikan petugas saat wawancara. Berdasarkan hasil observasi, Cintana menemukan tujuh sarang biawak komodo, dimana enam diantaranya merupakan sarang aktif dan satu sarang diduga tidak aktif. Menariknya, sarang biawak komodo yang  ditemukan  beragam,  diantaranya:  sarang  gundukan  yang  merupakan  bekas  sarang burung gosong (4 sarang), sarang tanah (1 sarang), dan sarang tebing (2 sarang).

Selanjutnya, Cintana membuat peta percontohan berukuran 20 x 20 m guna menginventarisasi vegetasi,  utamanya  kelas  pohon.  Cintana  menemukan  14  individu  pohon  dalam  plot percontohan dengan dua jenis spesies dominan, meliputi: asam jawa (Tamarindus indica) dan kesambi  (Scheleichera oleosa). Hasil  identifikasi  jenis  pohon  ini  beresonansi  dengan  studi literatur yang Cintana pelajari bahwa biawak komodo secara alamiah meletakan telur dalam sarang dengan suhu rata-rata berkisar 29oC – 30oC. Suhu tanah menjadi penentu peluang pengembangan jenis kelamin jantan dan betina bagi biawak komodo, sehingga teduhan yang diberikan oleh vegetasi sangat berpengaruh terhadap preferensi suhu yang diperlukan untuk penetasan.

Keberadaan vegetasi pohon turut memberikan manfaat bagi tetasan (hatchling) biawak komodo di alam. Tetasan biawak komodo yang baru lahir akan secara alamiah mencari dan naik ke atas pohon untuk hidup secara arboreal (diatas permukaan tanah) selama 5 tahun pertama dalam siklus hidupnya untuk menghindari predasi, utamanya biawak komodo dewasa lain selain induknya. Pepohonan memberikan habitat dan sumber pakan yang sesuai bagi tetasan biawak komodo, meliputi: serangga, burung/telur burung, cicak, tokek.

Cintana berpendapat bahwa keberadaan vegetasi di sekitar sarang biawak komodo perlu mendapatkan perhatian petugas Balai Taman Nasional Komodo. Cinta merekomendasikan agar pepohonan yang berada di sekitar sarang biawak komodo dalam petak plot berukuran 20 x 20 m diberikan papan nama untuk memudahkan proses identifikasi jenis tumbuhan baik oleh petugas maupun mahasiswa magang/penelitian. Penamaan jenis pohon akan memudahkan petugas dan mahasiswa untuk melakukan inventarisasi jenis dan jumlah dengan lebih cepat. Observasi rutin status sarang biawak komodo pun perlu dilakukan secara berkala oleh petugas Resort  Loh  Baru  untuk  memastikan  agar  tidak  adanya  vegetasi  pohon  yang  tumbang/mengganggu lubang sarang biawak komodo.

Cintana merasa sangat senang melaksanakan magang di Balai Taman Nasional Komodo. Pengalaman belajar langsung di kawasan Taman Nasional Komodo merupakan pengalaman yang sangat berharga karena mahasiswa dapat mengamati berbagai satwa liar dan tumbuhan di alam. Pengalaman ini tentu akan berdampak positif bagi Cintana dan memberikan gambaran utuh mengenai dinamika pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia. Cintana berharap agar mahasiswa Prodi Kehutanan Universitas Mataram dapat melaksanakan magang di Balai Taman Nasional Komodo pada kesempatan yang akan datang.

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo (SIARAN PERS No: PG.29/T.17/TU/HMS.3/8/2023)

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+6281353363519)

Penulis Berita: Mahasiswa Kehutanan Universitas Mataram – Cintana Cahya Ramadhella (+6281216013535)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)

Siaran Pers Terbaru

Balai Taman Nasional Komodo

Website Resmi Balai Taman Nasional Komodo

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Logo

Developed by Humas Balai Taman Nasional Komodo

Copyright © 2023. All rights reserved.