Labuan Bajo, 18 Agustus 2023. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kehutanan Universitas Mataram, Irkawati, melaksanakan kegiatan magang di Balai Taman Nasional Komodo mulai tanggal 21 Juni – 20 Agustus 2023. Irkawati merupakan mahasiswi asal Desa Pasir Panjang yang berada dalam wilayah pengelolaan Resort Kampung Rinca, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I, Balai Taman Nasional Komodo. Irkawati membuktikan bahwa putri daerah setempat pun perlu mengikuti seleksi administrasi program magang Junior Park Ranger (JPR) Balai Taman Nasional Komodo dan mampu melalui proses penyeleksiannya yang ketat, karena Balai Taman Nasional Komodo mewajibkan mahasiswa magang untuk memiliki satu topik SSR sebagai prasyarat utama program Junior Park Ranger. Irkawati mengusulkan topik Small Scale Research (SSR) berjudul “Peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Dalam Pengembangan Desa Wisata Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian Masyarakat” dibawah supervisi Muhammad Ikbal Putera (Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda) dan Maiser Syaputra (Dosen Prodi Kehutanan Universitas Mataram).

Irkawati bermaksud menginvestigasi peran POKDARWIS Native Rinca di Desa Pasir Panjang pada lingkup wilayah pengelolaan Resort Kampung Rinca, SPTN Wilayah I, Balai Taman Nasional Komodo. Keterlibatan POKDARWIS Native Rinca dalam mendukung pengelolaan wisata desa di Desa Pasir Panjang mendorong Irkawati untuk mengobservasi sejauh mana peran kelompok dalam mendukung pembangunan dan pengembangan industri pariwisata di tempat tinggalnya. Kajian ini harapannya dapat digunakan sebagai data dan informasi untuk penyusunan skripsi akhir bagi Irkawati selaku mahasiswa Prodi Kehutanan Universitas Mataram.

Irkawati memulai tahap pengumpulan data dengan melakukan studi literatur mengenai pelibatan kelompok masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi. Irkawati merasa bahwa sebuah kawasan konservasi idealnya turut menerapkan co-management dengan melibatkan partisipasi masyarakat pada sebagian kegiatan yang dapat dikolaborasikan. Selanjutnya, Irkawati berkonsultasi dengan supervisor magang untuk bersiap terjun ke lapang guna mengambil data primer dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah daftar pertanyaan wawancara yang akan diajukan kepada aktor kunci dalam POKDARWIS Native Rinca.

Responden ditentukan secara purposive berdasarkan kriteria tertentu untuk membatasi ruang lingkup kajian yang dilakukan. Adapun kriteria  responden, antara  lain:  (a)  responden merupakan pengurus inti  POKDARWIS Native  Rinca,  (b)  responden merupakan perangkat Desa Pasir Panjang, dan (c) responden merupakan anggota POKDARWIS Native Rinca. Irkawati mengumpulkan data mulai tanggal 11 – 20 Juli 2023 di Desa Pasir Panjang – Resort Kampung Rinca. Irkawati memperoleh jumlah responden dengan rincian sebagai berikut: pengurus inti POKDARWIS Native Rinca (3 orang), perangkat Desa Pasir Panjang (2 orang), anggota POKDARWIS Native Rinca (12 orang dengan mempertimbangkan keterwakilan kampung meliputi Kampung Bajo, Kampung Komodo, Kampung Beringin Baru, dan Kampung Beringin Jaya). Sebagai tambahan pengayaan informasi kepuasan dan persepsi pengunjung, Irkawati bermaksud mewawancarai setidaknya 5 orang wisatawan yang berkunjung ke Desa Pasir Panjang selama periode pengumpulan data.

Irkawati mengetahui bahwa anggota POKDARWIS Native Rinca beranggotakan sebanyak 20 orang dan telah memperoleh Izin Usaha Pengusahaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA) Perseorangan an. Eddi Sudrajat selaku Koordinator Pokdarwis Native Rinca. Kelompok ini pun telah mampu menghubungkan obyek daya tarik wisata alam yang ada di sekitar desa dan mengembangkannya menjadi sebuah paket perjalanan wisata desa (cultural tourism itinerary) yang ditawarkan kepada wisatawan. Kelompok yang mayoritas beranggotakan pemuda pemudi Desa Pasir Panjang ini telah berhasil memberikan pelayanan kepada hampir 2000 orang wisatawan dalam dua tahun terakhir (2021 – 2022).

Lebih lanjut, Irkawati menggali informasi lebih dalam mengenai strategi pengembangan atraksi yang kelola oleh POKDARWIS Native Rinca. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, Irkawati memperoleh informasi bahwa kelompok ini tidak hanya mendapatkan asistensi dari Balai Taman Nasional Komodo, namun juga KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF pada tahun 2021 berupa pelibatan kelompok masyarakat dalam program AKSILARASI yaitu sebuah lokakarya berseri yang bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan potensi atraksi wisata alam dan buatan yang bisa dikelola dalam lingkup Desa Pasir Panjang. Salah satu produk program AKSILARASI adalah kelompok tari modern Animal Pop yang beranggotakan pemuda dan pemudi Desa Pasir Panjang. Grup tari modern ini menyuguhkan pertunjukan tari yang menggambarkan anatomi tubuh biawak komodo, pola perilaku biawak komodo, serta menghubungkannya dengan pengembangan legenda rakyat yang ada di Desa Pasir Panjang. Pada awal tahun 2022, kelompok tari Animal Pop ini pun berkesempatan untuk tampil dihadapan Menteri PAREKRAF dan berkesempatan untuk berkunjung ke Jakarta mengunjungi KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF dan mengikuti program City Tour DKI Jakarta.

Selain Animal Pop, obyek daya tarik wisata alam (ODTWA) di Desa Pasir Panjang – Pulau Rinca pun sangat beragam yang berkaitan erat  dengan  jenis  atraksi  yang  disuguhkan. Bagi  wisatawan yang  tertarik melakukan trekking dan  wildlife  watching dapat mengunjungi ODTWA Batu Balok, Gua Kalong, dan Wisata Alun-Alun Desa, sementara bagi wisatawan yang ingin melakukan snorkeling dapat mengunjungi Pulau Kambing dan Pulau Strawberry. Tidak hanya itu, wisatawan pun dapat menikmati wildlife watching di kala senja dengan mengamati kalong besar (Pteropus vampyrus) yang bangun dari pohon tidurnya untuk bersiap terbang keluar mencari makan. Wisatawan dapat menikmati momen ini dari atas kapal phinisinya masing-masing tanpa mengganggu mamalia terbang tersebut beraktivitas. Seluruh atraksi tersebut diramu menjadi sebuah itinerary khusus yang telah dipasarkan kepada beberapa agen perjalanan wisata di Labuan Bajo.

Masyarakat Desa Pasir Panjang juga memiliki kebudayaan lokal yang masih dipraktikan hingga saat ini, salah satunya adalah seni tari tradisional “Manca Bajo”. Tari Manca Bajo sendiri merupakan pertunjukan pencak silat yang biasanya diperankan oleh laki-laki paruh baya yang secara berpasangan saling ‘berkelahi’ dan ditampilkan pada saat perayaan pernikahan atau acara khusus tertentu. Tarian ini besar pengaruhnya dari Suku Bima karena Pulau Rinca merupakan tempat singgah para nelayan Suku Bima yang beraktivitas pada perairan Pulau Rinca yang termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Bima pada tahun 1900an. Tari Manca Bajo turut diiringi alunan musik tradisional yang terdiri dari gong dan kangkong. Seiiring berkembangnya wisata desa, tarian ini pun dapat diperankan oleh laki-laki muda sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaan lokal Desa Pasir Panjang.

Desa Pasir Panjang memiliki setidaknya 3 homestay bagi wisatawan yang ingin bermalam di Desa Pasir Panjang. Wisatawan dapat membayar biaya  akomodasi (termasuk makan  malam  dan  sarapan) sebesar Rp300.000,-/malam/orang. Pengalaman tinggal langsung pada rumah panggung penduduk setempat merupakan pengalaman bermalam yang juga cukup berkesan bagi sebagian penikmat wisata budaya. Namun demikian, jumlahnya masih sangat terbatas sehingga belum dapat mengakomodir wisatawan dalam jumlah yang banyak saat ini. Banyak faktor yang perlu menjadi perhatian pengelola homestay mulai dari kenyamanan kamar, kebersihan lingkungan, ketersediaan air dan makanan, ketersediaan listrik dan jaringan komunikasi, serta keamanan wisatawan saat menginap.

Dengan berbagai macam aktivitas wisata desa yang berkembang, tentu peran POKDARWIS Native Rinca sangat besar dalam pengembangan pariwisata desa di Desa Pasir Panjang. Tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan sebagai pemandu, wargapun berkesempatan membuka peluang homestay atau penyewaan kapal dan peralatan snorkeling, hingga berkesempatan menyediakan peluang wisata kuliner tradisional. Meskipun kajian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana dampak ekonomi yang dibentuk oleh POKDARWIS Native Rinca di Desa Panjang, namun berdasarkan hasil pengamatan Irkawati, peluang-peluang usaha yang sudah berkembang saat ini tentu mendukung peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Desa Pasir Panjang.

Irkawati merekomendasikan agar Pemerintah Desa Pasir Panjang dapat membuat program peningkatan kapasitas SDM bagi aktor- aktor kunci yang terlibat dalam lingkup pengelolaan wisata desa terkait pengelolaan wisata desa terbarukan sehingga dapat memahami tata kelola wisata desa dengan cermat dan seksama karena Desa Pasir Panjang berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Dukungan infrastruktur untuk Tourist Information Center serta penyusunan Standard Operational Procedure (SOP) pemanduan perlu dibantu oleh Pemerintah Desa menggunakan anggaran dana desa agar kualitas wisata dapat ditingkatkan. Selain itu, pengembangan wisata desa di Desa Pasir Panjang pun memerlukan bantuan dari Balai Taman Nasional Komodo berupa perlengkapan kepemanduan yang lengkap untuk meningkatkan jaminan keamanan dan keselamatan wisatawan saat melakukan trekking dan wildlife watching di hutan. Irkawati berharap Balai Taman Nasional Komodo dapat memberikan asistensi berkala kepada seluruh anggota POKDARWIS Native Rinca dan perangkat Desa Pasir Panjang untuk dapat saling berkolaborasi memajukan Desa Pasir Panjang lebih baik lagi kedepannya.

Sumber: Balai Taman Nasional Komodo (SIARAN PERS No: PG.28/T.17/TU/HMS.3/10/2023)

Penanggungjawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Hendrikus Rani Siga, S.Hut., M.Sc. (+6281353363519)

Penulis Berita:

  1. Mahasiswa Kehutanan Universitas Mataram – Irkawati (+6282146004795)
  2. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.S. (+6281310300678)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000

Siaran Pers Terbaru

Balai Taman Nasional Komodo

Website Resmi Balai Taman Nasional Komodo

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Logo

Developed by Humas Balai Taman Nasional Komodo

Copyright © 2023. All rights reserved.