Labuan Bajo, 11 Juli 2022. Mahasiswa Sarjana Ilmu Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan kegiatan kerja praktek di Taman Nasional Komodo, tepatnya di Loh Buaya dan Loh Liang yang telah dimulai sejak tanggal 20 Juni 2022. Terdapat tiga mahasiswa yang melakukan kerja praktek ini, yakni Adi Yudhatama, Fina Lutfia Arouffy, dan Dinda Fahita Gultom. Kegiatan kerja praktek ini dibina oleh Ikhwan Syahri (Kepala Resort Loh Buaya) selama di Loh Buaya dan Rawuh Pradana (Kepala Resort Loh Liang) di Loh Liang (Pengendali Ekosistem Hutan Pertama), ada pula beberapa ranger yang ikut mendampingi ketiga mahasiswa tersebut saat berkegiatan di lapangan.
Mereka melakukan kerja praktek untuk mengaplikasikan hal-hal yang telah mereka pelajari selama kegiatan perkuliahan serta mendapatkan pengalaman langsung mengenai pengelolaan kawasan konservasi di Taman Nasional Komodo. Dalam keseharian nya mahasiswa mengikuti jadwal para ranger untuk turun ke lapangan dan melakukan kegiatan seperti patroli wilayah perairan dan daratan untuk mengamankan kawasan konservasi, penyuluhan kepada para nelayan mengenai batasan-batasan dalam kegiatan pemancingan satwa laut, dan juga kegiatan jelajah dimana dilakukan pengamatan terhadap flora dan fauna yang ada dalam kawasan konservasi. Lokasi kerja praktek terletak dalam habitat komodo, maka mahasiswa wajib mengikuti aturan untuk tidak bepergian keluar pondok penginapan tanpa sepengetahuan atau pendampingan para ranger untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman lebih selama berkegiatan di Taman Nasional Komodo, maka mahasiswa wajib untuk mengkaji topik khusus terkait bidang kehutanan selain mengikuti kegiatan ranger. Salah satu mahasiswa, yaitu Adi Yudhatama (Ketua Kelompok Kerja Praktik) mengkaji mengenai vegetasi yang ada di Loh Buaya. Kajian yang Adi lakukan adalah analisis vegetasi yang merupakan suatu cara untuk mempelajari komposisi dan atau susunan vegetasi secara bentuk atau struktur dari tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi tersebut dilakukan dengan membuat plot sampel dengan ukuran 2×2 m2 untuk mengamati vegetasi herba dan semai, 5×5 m2 untuk vegetasi perdu dan pancang, 10×10 m2 untuk pohon dalam fase tiang, dan 20×20 m2 untuk pohon dewasa. Semai adalah anakan pohon yang dimulai dari kecambah hingga setinggi kurang dari 150 cm, pancang adalah anakan pohon dengan tinggi lebih dari sama dengan 150 cm namun memiliki diameter batang kurang dari 10cm, tiang adalah anakan pohon dengan diameter batang antara 10 cm dan 20 cm, dan pohon dewasa berdiameter lebih dari 20 cm. Teman-teman dari Universitas Cendana turut membantu Kegiatan pembuatan plot ini yang juga sedang magang di Resort Loh Buaya.
Adi membuat plot dengan minimal sebanyak tiga kali pada tiga jenis ekosistem yang ada dalam kawasan Loh Buaya, yaitu hutan gugur terbuka, rawa asin, dan savanna. Berdasarkan hasil pengamatan Adi, terdapat delapan jenis pohon yang diidentifikasi pada ekosistem hutan gugur terbuka yakni Tamarindus indica (asam), Schleichera oleosa (kesambi), Schoutenia ovate (walikukun), Thespesia populnea (waru laut), Strychnos lucida (bidara laut), Ziziphus mauritiana (bidara), Capparis lucida, dan Mimosa pudica. Sedangkan untuk ekosistem savana terdapat lima jenis pohon yang diidentifikasi yaitu, Borassus flabellifer (lontar), luwi, bidara, kesambi, dan Capparis lucida. Dan pada rawa asin Adi menemukan jenis pohon bidara dan asam. Jenis perdu hanya teridentifikasi dalam ekosistem hutan gugur terbuka dengan 2 jenis spesies dapat diidentifikasi, yakni Ricinus communis (jarak) dan Murraya paniculata (kemuning). Hasil identifikasi herba pada ketiga ekosistem adalah Murraya paniculata (balakacida atau sensus), rerumputan, dan teki-tekian.
Menurut Adi, banyak hal yang telah ia terima selama kegiatan kerja praktek ini. Selain pengalaman patroli dan menjelajahi rimba, mereka juga diajarkan tentang kedisiplinan selama di lapangan yang kurang mereka dapat karena kegiatan lapang yang minim dilakukan di masa kuliah akibat adanya pandemi Covid-19. Akan tetapi, hal terpenting yang ia dapat adalah kesempatan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang peduli dan selalu memberikan kritikan yang membangun. Rekan-rekan mahasiswa berharap agar Balai Taman Nasional Komodo dapat tetap melibatkan pelajar dalam rangkaian pengelolaan kawasan konservasi karena merupakan salah satu Taman Nasional terbesar di Indonesia yang cocok untuk lokasi belajar.
Sumber : Balai Taman Nasional Komodo
Penanggung Jawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)
Penulis Berita: Mahasiswa Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung – Adi Yudhatama
Penyunting Berita:
- Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)
- Mahasiswa Magang Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya – Salma Noer Aulia (+6285155456100)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6282145675612