Labuan Bajo, 1 Agustus 2022. Resort Loh Liang Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Balai Taman Nasional Komodo menyelenggarakan kegiatan monitoring sarang bertelur penyu di Pulau Lawang Besar pada tanggal 25 – 31 Juli 2022. Kegiatan monitoring sarang bertelur penyu di Pulau Lawang Besar ini merupakan kegiatan pemantauan sarang kali kedua yang dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Komodo semenjak terakhir dilakukan pada pertengahan tahun 2020.
Kegiatan monitoring sarang bertelur penyu tahun 2022 dikoordinir oleh Dimitri Hanzalla (Polisi Kehutanan Pemula) dengan melibatkan tujuh petugas Balai Taman Nasional Komodo diantaranya Dinda Hamasiya Karima Khash (Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama), Firman Nuralam Suryadi (Polisi Kehutanan Pemula), Maksimianus Pamur (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang), Fulgensius Duli Beribe (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang), Abdul Azis (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang), dan Chandra Irawan (Tenaga Pengamanan Hutan Resort Loh Liang). Kegiatan ini juga turut melibatkan Taufik (Warga Desa Komodo), Theodora Neysa Putri Mageya dan Trifonia Meo (Siswa Magang SMKN 1 Labuan Bajo).
Monitoring ini untuk mengetahui jenis dan aktivitas penyu yang ditemukan di lokasi pengamatan, mengetahui musim bertelur penyu, mempelajari karakteristik sarang penyu dan mengidentifikasi perjumpaan sarang baru, menghitung jumlah dan bobot telur penyu, dan menganalisa potensi ancaman bagi kelestarian populasi satwa penyu di Taman Nasional Komodo. Data yang diperoleh dari kegiatan monitoring ini akan memperkaya informasi keragaman satwa liar di dalam kawasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan pengelolaan konservasi di Taman Nasional Komodo.
Tim menemukan setidaknya 6 sarang bertelur penyu dengan tipe sarang bawah dan atas, namun hanya 2 yang merupakan sarang aktif. Pada Sarang A, tim menemukan 97 butir telur penyu dengan dimensi sarang sebagai berikut: 25 cm diameter bawah, 15 cm diameter atas, dan dengan kedalaman sarang mencapai 50 cm. Pada Sarang B, tim menemukan 54 butir telur dengan dimensi sarang antara lain: 37 cm diameter bawah, 25 cm diameter atas, dan dengan kedalaman sarang mencapai 40 cm. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata bobot dan diameter telur pada setiap sarang yaitu 47.8 gram dan 44.0 mm (Sarang A); 46.4 gram dan 43.5 mm (Sarang B). Memperhatikan jumlah telur, bobot telur, dan keliling telur dalam satu sarang, tim menyimpulkan bahwa jenis penyu yang dijumpai besar kemungkinan adalah penyu hijau (Chelonia mydas).
Pulau Lawang Besar merupakan salah satu habitat penyu hijau dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata) esensial dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Pulau ini berada diantara jalur lintasan kapal dan memiliki bentuk teluk yang cukup cekung sehingga digunakan oleh nelayan untuk beristirahat. Oknum nelayan yang tidak bertanggungjawab seringkali mengambil telur penyu yang ada di Pulau Lawang untuk dikonsumsi pribadi/dijual kepada yang menginginkannya. Hal ini membuat kelestarian populasi kedua jenis penyu di Pulau Lawang terganggu. Hasil kegiatan pemantauan sarang bertelur penyu di Pulau Lawang memberikan penekanan pentingnya upaya relokasi telur oleh Balai Taman Nasional Komodo bersama masyarakat.
Tim berharap agar monitoring sarang bertelur penyu di Pulau Lawang dapat konsisten dilakukan secara berkelanjutan oleh Balai Taman Nasional Komodo untuk memantau dinamika populasi satwa penyu di alam sekitarnya. Tim menghimbau agar masyarakat tidak mengganggu kelestarian populasi penyu dengan mengambil/mengonsumsi telur dari sarangnya di alam.
Sumber : Balai Taman Nasional Komodo
Penanggung Jawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)
Penulis Berita: Polisi Kehutanan Pemula – Dimitri Hanzalla (+6281290996964)
Penyunting Berita: Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)
Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo (+6281138290000)