Labuan Bajo, 21 Juni 2022. Mahasiswa Program Sarjana Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana Kupang melaksanakan kegiatan magang di Loh Buaya Pulau Rinca dengan tujuan untuk nutrisi satwa mangsa bagi komodo yaitu monyet ekor panjang guna pelestarian dan kesejahteraan satwa pemangsa dan satwa mangsa. Selain melaksanakan tujuan utama tersebut, mahasiswa juga mengkaji dan menulis informasi tambahan terkait satwa yang diteliti.

Loh Buaya, Pulau Rinca merupakan kawasan yang menjadi lokasi persebaran monyet ekor panjang  (Macaca fascicularis) di  Taman  Nasional  Komodo.  Monyet  ekor  panjang  (Macaca fascicularis) yang secara umum dikenal dengan nama monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) adalah spesies yang tersebar luas di wilayah tropis Asia Tenggara. Pada umumnya monyet ekor panjang hidup secara berkoloni. Dalam satu koloni monyet ekor panjang terdiri atas 20-50 individu. Di Loh Buaya, Pulau Rinca, diperkirakan terdapat empat koloni monyet ekor panjang yang persebaran masing-masing koloni terdapat di beberapa lokasi berbeda di kawasan tersebut. Hasil wawancara mahasiswa bersama petugas, setiap koloni monyet ekor panjang memiliki satu individu monyet yang menjadi pemimpin atau dominan dalam anggota kelompoknya atau biasa disebut individu alfa. Monyet ekor panjang ini dikenal sebagai spesies yang menganut sistem hierarki kuat.

Dalam buku Entang Iskandar dan Randall C Kyes yang berjudul “Hewan Model Satwa Primata”, satu individu bisa dikategorikan dominan jika individu tersebut bisa secara konsisten menunjukan sikap agresif kepada individu lain tanpa adanya perlawanan dari individu yang diserangnya. Faktor yang mempengaruhi status dominan satu individu di dalam kelompok, ditentukan antara lain: jenis kelamin, umur, interaksi di dalam kelompok, lama di dalam kelompok serta posisi sosial induk. Hierarki dalam kelompok menentukan kemudahan yang akan diperoleh suatu individu.

Salah satu cara mengidentifikasi satu individu lebih dominan dari individu lain, dapat dilakukan dengan cara mengamati satwa target pada saat melakukan interaksi berikut: satwa dominan adalah individu yang menang dalam interaksi agonistik, atau pada kondisi lain, satu individu menghindari individu lain, serta satwa yang memiliki prioritas pertama dalam memperoleh sumber pakan atau pasangan.

Selama pengamatan monyet ekor panjang di Loh Buaya Pulau Rinca, jantan dominan cenderung individualis serta selalu terlihat individual dalam menyantap dan mencari makanan. Posisi jantan dominan dalam suatu kelompok bisa diidentifikasi melalui interaksi agonistik dengan jantan dewasa lainnya. Adapun tingkah laku agonistik merupakan tingkah laku yang berhubungan dengan berkelahi/pertentangan dan upaya-upaya untuk mengatasi perkelahian yang terjadi.

Dalam interaksi ini, dapat ditentukan mana pemenang dan mana yang kalah. Jantan dominan memiliki prioritas dalam mendapatkan sumber daya, sedangkan jantan dewasa dengan hirarki terendah hanya memiliki akses sangat terbatas pada sumber daya tersebut.

Sumber : Balai Taman Nasional Komodo

Penanggung Jawab Berita: Kepala Balai Taman Nasional Komodo – Lukita Awang Nistyantara, S.Hut., M.Si. (+6285215959862)

Penulis Berita: Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana – Koleta Tresi Rosari

Penyunting Berita:

  1. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Pertama – Muhammad Ikbal Putera, S.Hut., M.Sc. (+6281310300678)
  2. Mahasiswa Magang Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya – Salma Noer Aulia (+6285155456100)

Informasi Lebih Lanjut: Call Center Balai Taman Nasional Komodo +6282145675612

Balai Taman Nasional Komodo

Website Resmi Balai Taman Nasional Komodo

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Logo

Developed by Humas Balai Taman Nasional Komodo

Copyright © 2023. All rights reserved.